PENGARUH PENAMBAHAN ZAT KIMIA PLASTISEMENT-VZ TERHADAP KARAKTERISTIK BETON
PENGARUH PENAMBAHAN
ZAT KIMIA PLASTISEMENT-VZ TERHADAP KARAKTERISTIK BETON
DISUSUN
OLEH:
RAUDHATUL
RIZKI ADIKA
NPM:
16316108
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018
KATA
PENGANTAR
Dengan
memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur kepada Nya atas segala
limpahan karuniaNya kami diberi kekuatan untuk menyusun karya ilmiah yang
berjudul “ Pengaruh penambahan zat kimia plastiment
terhadap karakteristik beton”.
Tujuan
dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk pemenuhan tugas Penulisan dan
Presentasi. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dan membantu proses penyusunan karya ilmiah ini sehingga bisa
selesai tepat pada waktunya.
Kami
memiliki harapan yang sangat besar bahwa karya ini bisa memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan dan
juga pengetahuan.
Kami
sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna
karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, berbagai bentuk
kritikan dan juga saran yang membantun akan sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.
Depok, 1 November 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Beton
merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan pada struktur bangunan
saat ini. Penggunaan beton sangat mudah dijumpai dalam setiap kegiatan
pembangunan, seperti konstruksi jalan, jembatan, perumahan, bangunan gedung,
bendungan dan saluran irigasi. Keunggulan dari bahan ini yang mana beton lebih
mudah dibentuk dalam pengerjaannya, bahan bahan mudah didapat, mudah
perawatannya dan tentunya harga lebih murah dari pada konstruksi baja.
Beton
diperoleh dengan cara mencampurkan beberapa bahan yang terdiri dari pasir,
kerikil, batu pecah atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan
suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan.
Terkadang, satu atau lebih bahan adiktif ditambahkan untuk menghasilkan beton
dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability),
durabilitas, dan waktu pengerasan.
Campuran
beton untuk struktur bangunan diharapkan sesuai dengan mutu dan spesifikasi
yang diinginkan. Dengan penambahan bahan admixture yang dipakai untuk campuran
beton, maka perlu diketahui jenis , sifatnya dan manfaat dari admixture tersebut.
Bahan tambahan (admixture) adalah bahan-bahan yang
ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran beton
berlangsung. Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi
lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya. Jumlahnya
relatif sedikit tetapi pengaruhnya cukup besar pada beton sehingga banyak
digunakan. Disamping keuntungan yang dapat diperoleh dari beberapa bahan
tambahan tersebut, terdapat efek sampingan yang tidak menguntungkan yang harus
diperhatikan dengan teliti.
Ada
beberapa jenis bahan kimia pembantu salah satunya adalah jenis D “ Water
Reducer and Retarder Admixture” adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu
mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat waktu pengikatan beton.
Water
Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol
pengeringan. Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga
akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan
air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam bahan
akan menjadi bagian air campuran beton. Plastiment-VZ merupakan contoh
admixture jenis D yang diproduksi oleh PT. Sika Indonesia, yang berfungsi
sebagai retarder dan water reducer.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
cara kerja Water Reducer and Retarder
Admixture?
2. Bagaimana
pengaruh plastiment-vz terhadap karakteristik beton?
3. Bagaimana
perbandingan jika menggunakan plastiment-vz dan tanpa plastiment-vz?
1.3
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui cara kerja Water Reducer and Retarder Admixture
2. Untuk
mengetahui pengaruh penggunaan plastiment-vz terhadap karakteristik beton
3. Untuk
mengetahui perbandingan jika menggunakan plastiment-vz dan tanpa plastiment-vz
1.4
Manfaat
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengaruh penambahan zat kimia dengan jenis tertentu sehingga
diperoleh karakteristik beton yang baik
2. Untuk
dapat memberikan pengetahuan, pandangan dan bukti nyata tentang penggunaan zat
kimia sebagai bahan tambahan dalam pembuatan beton.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Beton
Beton adalah
suatu material yang secara harfiah merupakan bentuk dasar dari kehidupan
sosialmodern. Beton sendiri adalah merupakan campuran yang homogen antara
semen, air danaggregat. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur
tekan yang tinggi sertategangan hancur tarik yang rendah.
Menurut Nawy
(1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia
sejumlahmaterial pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton
sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya,
agregat halus, agregat kasar danair,dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk
massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1).
2.2 Karakteristik
Kuat Beton
Kekuatan tekan merupakan
salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk
menerima gaya tekan persatuan luas. Walaupun dalam beton terdapat tegangan
tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton
tersebut. Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji
tekan dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-39 atau kubus
dengan prosedur BS-1881 Part 115; Part 116 pada umur 28 hari.
Kekuatan karakteristik
beton (f’c) dipandang sangat penting untuk pengendalian mutu. Karena
sifat-sifat fisik utama beton dapat ditentukan dari kuat tekan beton (f’c),
misalkan modulus elastisitas beton (Ec), kuat geser beton (Vc), kuat tarik
belah beton (f’ct), syarat keawetan beton, syarat kedap air, dan sebagainya.
Dengan adanya korelasi ini, maka kontrol terhadap sifat fisik beton itu dapat
difokuskan pada kuat tekan beton.
Menurut SNI 03-1974-1990 yang dimaksud dengan
kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas, yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh
mesin uji tekan. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan cara memberi gaya tekan
aksial secara bertahap terhadap benda uji silinder beton (diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm) sampai benda uji mengalami keruntuhan. Tata cara pengujian yang
umumnya dipakai adalah standar ASTM C39 - 86 (Dipohusodo, 1999:7).
Menurut Pedoman Konstruksi
dan Bangunan, Depatemen Pekerjaan Umum, seluruh beton yang digunakan dalam
pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang disyaratkan atau berdasarkan hasil uji
laboratorium yang berwenang, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian
sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-48101998, SNI 03-2493-199, SNI
03-2458-199.
2.3
Sifat-sifat Beton
1. Beton
Keras
Beton keras mempunyai sifat-sifat yang
meliputi kekuatan tekan, regangan dan tegangan, rangkak dan susut, keawetan
yang tinggi, reaksi terhadap temperatur, serta kekedapan terhadap air. Kekuatan
tekan beton merupakan sifat beton yang paling penting karena sangat
mempengaruhi kualitasnya, terutama mutu struktur yang dibuat dari material ini.
Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas beton keras yaitu
uji kekuatan tekan, uji kekuatan tarik belah, uji kekuatan lentur, uji lekatan
antara beton dan tulangan, serta uji modulus elastisitas beton.
2.
Beton
Segar
Sifat-sifat yang dimiliki oleh beton
segar berpengaruh besar terhadap pemilihan alat-alat yang digunakan untuk
pengerjaan dan pemadatan beton. Sifat ini pula yang bakal menentukan
karakteristik dari beton tersebut ketika sudah mengeras. Terdapat dua persyaratan
yang wajib dipenuhi dalam pembuatan beton segar yakni (1) Sifat-sifat yang
harus dimiliki beton yang mengeras dalam jangka waktu lama contohnya kekuatan,
kestabilan, dan keawetan; (2) Sifat-sifat yang harus dimiliki beton ketika
dalam kondisi plastis yakni workabilitas demi mempermudah pengerjaan tanpa
perlu bleeding dan segregation. Meskipun sifat workabilitas pada beton segar
tidak bisa dibandingkan, tetapi kontrol terhadap kualitas tetap menjadi
pekerjaan yang penting.
2.4
Bahan
Tambah Untuk Beton
Bahan tambah
(admixture)adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada
saat atau selama pencampuran beton berlangsung.Fungsi bahan ini adalah mengubah
sifat-sifat beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,atau untuk
menghemat biaya.
Menurut ASTM
C.125-1995:61,”Standard Definition of Terminology Relating to Concrete and
Concrete Agregates”dan dalam ACI SP-19,”Cement and Concrete
Terminology”,admixture didefinisikan sebagai material selain air,agregat
dan semen hidrolik yang dicampur dengan beton atau mortar yang
ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung.Bahan tambah digunakan
untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan
pengerjaan atau untuk lain yaitu penghematan energi.
Menurut standar ASTM.
C. 494 (1995: .254) & Pedoman Beton 1989 SKBI .1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman
Beton 1989 : 29), terdapat 7 jenis bahan tambah kimia, yaitu (Nugraha &
Antoni, 2007:84) :
a. Jenis
A - Mengurangi air (Water Reducer)
b. Jenis
B - Memperlambat pengikatan (Retarder)
c. Jenis
C - Mempercepat pengikatan (Accelerator)
d. Jenis
D - A+B (Water Reducer & Retarder)
e. Jenis
E - A+C (Water Reducer & Accelerator)
f.
Jenis F- Superplasticizer
(Water Reducer & High Range)
g. Jenis
G - Water Reducer & High Range &
Retarder
Adapun bahan tambah
yang dipakai pada penelitian ini adalah
bahan kimia pembantu (chimical admixture)
adalah Jenis D, yaitu bahan tambah kimia jenis pengurang air dan jenis pelambat
waktu pengikatan beton (Water Reducing
and Retarder Admixture).
Water Reducing and Retarding
Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi
jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.
Water Reducing and Retarding
Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol pengeringan. Bahan ini
digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan mengurangi
kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air. Bahan ini
hampir semuanya berwujud cair. Air yang terkandung dalam bahan akan menjadi
bagian air campuran beton. Dalam perencanaan air ini harus ditambahkan sebagai
berat air total dalam campura beton. Perlu diingat, perbandingan antara mortar
dengan agregat kasar tidak boleh berubah. Perubahan kandungan air, atau udara
atau semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan agregat halus sehingga
volume tidak berubah.
BAB III
METOD PENULISAN
3.1 Sumber
dan Jenis Informasi
Informasi yang diperoleh dari penulisan ini
berasal dari berbagai referensi antara lain yaitu artikel, jurnal dan karya
tulis yang tersedia di internet. Informasi yang di dapat mengenai pembahasan
pada penulisan ini merupakan jenis informasi yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif.
3.2 Pengumpulan Informasi
Metode pengumpulan
informasi yang digunakan yaitu metode penulisan bersifat studi pustaka.
Informasi yang dikumpulkan didapat dan dihasilkan dari berbagai sumber dan
disusun berdasarkan informasi yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan.
3.3 Penarikan
Kesimpulan
Kesimpulan yang
didapat dilihat dari rumusan masalah, tujuan penulisan dan pembahasan. Kesimpulan
yang ditarik sesuai dengan masalah yang terdapat pada penulisan ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh plastiment-vz terhadap
karakteristik beton
Penambahan Plastiment-VZ sebesar
0,20% sampai 0,60% masih memungkinkan untuk dipergunakan, bilamana kondisi
dimana jarak antara tempat pencampuran beton dengan tempat penuangan campuran
cukup jauh misalnya pada industri beton jadi (ready mix), tempat atau area
pengecorannya mempunyai volume yang besar yang harus dituang secara bersamaan
disertai dengan tingginya temperatur dilokasi pekerjaan pada saat musim panas
dan pada kondisi penuangan yang sulit dan tidak umum, seperti pada pier jembatan dan pondai besar lainnya.
Selain itu adanya Plastiment-VZ dalam beton
dapat mengontrol kenaikan temperatur, mengurangi resiko retak thermal pada
beton keras dan menghindari sambungan dingin (cold joints). Selain unsur kimia
yang terdapat pada PlastimentVZ, unsur-unsur kimia yang terdapat pada semen
juga mempengaruhi waktu pengikatan seperti senyawa C3A (3CaO.Al2O3), C3S
(3CaO.SiO2), C4AF (4CaO.Al2O3.Fe2O3) dan C2S (2 CaO.SiO2). C3A adalah senyawa
yang paling reaktif karena semakin tinggi kadar C3A yang terkandung dalam semen
maka akan sangat cepat pula proses hidrasi sehingga waktu pengikatan awal
sangat cepat. Begitu pula dengan senyawa C2S, semakin tinggi kadar C2S maka
akan semakin lambat pula proses hidrasi sehingga memperlambat waktu pengikatan
awal.
4.2 Cara
kerja Water Reducer and Retarder Admixture
a. Jenis Pengurang Air (water
reducer)
Bahan kimia diketahui sebagai agen
permukaan aktif dan aksi darinya adalah melalui absorsinya pada permukaan
butiran semen, sehingga menciptakan muatan negatif pada permukaan. Ini
menghasilkan tolak-menolak antara butiran sehingga mengakibatkan aksi
penyebaran pada struktur butiran semen yang merumpun (floccalated) yang umumnya terjadi bila
bertemu dengan air. Air yang terperangkap dilepaskan sehingga membantu
melumaskan campuran dan memperbaiki kelecakan (Paul N. & Antoni, 2007:85).
b. Jenis
Pelambat Pengikatan (retarder)
Retarder menunda proses pengikatan
semen dengan membentuk lapisan tipis pada partikel semen sehingga memperlambat
reaksi dengan air. Cara lain dengan meningkatkan jarak antara molekul pada
silikat dan aluminat dengan molekul air dengan membentuk senyawa sementara pada
sistem. Dengan formasi silikat dan aluminat hidrat, pengaruh retarder berkurang
dan proses hidrasi kembali normal (www.ndalle.co.cc., 2011). Retarder akan
membungkus butir semen dengan OH sehingga memperlambat reaksia awal dari
hidrasinya. Terbentuknya garam Ca dalam air mengurangi konsentrasi ion Ca dan
memperlambat kristalisasi selama fase hidrasi (Paul N. & Antoni, 2007:88)
4.3 Perbandingan
jika menggunakan Plastisement-vz dan tanpa Plastisement-vz
Pada penelitian “Pengaruh Bahan Tambah
Plastimen-VZ Terhadap Sifat Beton” oleh (Shyama Maricar, Burhan Tatong, dan
Hajatmi Hasan) mengkaji tentang pengaruh penambahan admixture Type D yaitu
Plastimen-VZ ke karatketr beton, dengan penambahan dosis 0,20%, 0,40% dan 0,60%
pada umur 28 hari. Penambahan Plastiment-VZ dengan volume sebesar 0,60% dari
berat semen yang digunakan, dapat menunda pencapaian kekuatan tekan beton pada
umur dini (1 - 7 hari) yaitu sebesar 29,54% dari kuat tekan beton normal.
Hasil pengujian menunjukkan untuk beton
normal diperoleh kuat tekan beton sebesar 18,212 MPa (umur 7 hari) sedangkan
untuk beton yang ditambahkan PlastimentVZ sebesar 0,60% diperoleh kuat tekan
beton sebesar 12,833 MPa (umur 7 hari). Tetapi kekuatannya meningkat dengan
normal seiring bertambahnya umur hal ini ditunjukkan dengan diperoleh 5 kuat
tekan beton pada umur 14 hari sebesar 24,251 MPa dan 32,083 MPa pada umur 28
hari. Penambahan Plastiment-VZ dengan volume sebesar 0,20%, 040% dan 0,60%
tidak memberi pengaruh terhadap kuat tekan beton umur 28 hari.
Hasil pengujian diperoleh untuk kuat tekan
beton umur 28 hari diperoleh masing-masing sebesar 29,948 MPa, 30,951 MPa dan
32,083 MPa sedangkan untuk beton normal sendiri diperoleh kuat tekan rata-rata
sebesar 27,554 MPa. Dimana nilai-nilai kuat tekan tersebut tidak bisa mencapai
nilai kuat tekan rata-rata yang ditargetkan, f’cr = 37 MPa.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
yang telah dijelaskan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
zat kimia untuk memperlambat proses ikatan campuran beton (retarder) dapat digunakan
untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses pengikatan
campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton dicampur sampai
penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia
ini.
2.
Penambahan Plastisement-vz dapat menunda pencapaian kekuatan
tekan beton pada umur dini (1 – 7 hari).
3.
Untuk beton normal diperoleh kuat tekan beton lebih besar
dari kuat tekan beton yang ditambahkan Plastisement-vz.
5.2 Saran
1. Perlu adanya
penelitian tentang pengaruh kuat tekan beton terhadap kinerja beton itu sendiri akibat adanya penambahan Plastiment-VZ.
2. Perlu adanya
penelitian dengan menggunakan berbagai variasi zat kimia lainnya agar
mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimed.ac.id/23089/2/9.%205133210003%20BAB%20I.pdf
Komentar
Posting Komentar